TEMPO.CO, Padang - Seorang
mahasiswa UPI YKPTK Padang, Shaka Musti Diguna, 21 tahun mengaku
dianiaya oknum Polsekta Padang Timur. "Saya dipukuli, karena tidak
memakai helm," ujar Shaka di Mapolda Sumatera Barat, Jumat 25 Januari
2013.
Shaka menceritakan, ketika pulang dari membayar SPP di kampusnya, Selasa 23 Januari 2013 sekitar pukul 14.00 WIB, ia bersama temannya Agung Tirtayasa mengenderai sepeda motor dengan nomor polisi BA 6814 WM.
Saat itu, ia melihat ada razia di depan Mapolsek Padang Timur. Sadar tidak pakai helm, Shaka berhenti sekitar 50 meter dari lokasi razia. "Tiba-tiba ada seseorang yang menghardik kami. Lalu dia menghampiri dan menarik kuat lengan saya. Mungkin dia mengira kami akan lari," ujarnya.
Pria berbadan gemuk dan memakai topi itu langsung memukul dengan siku kanannya. "Kuat sekali pukulan yang mengenai pipi kiri saya. Saya turun dari motor. Saat itu, pria itu mengaku polisi," ujarnya.
Dari depan Mapolsek Padang Timur, ada seeorang berlari menuju arahnya. "Tiba-tiba saja lelaki berbadan tegap itu menyarangkan tinjunya ke Agung. Oknum itu memukul Agung dengan gaya melompat," ujarnya. Mereka kemudian dibawa ke salah satu ruangan di Mapolsek Padang Timur. Di ruangan itu, Shaka mengaku diperlakukan tidak manusiawi. Ia diigeledah dan celananya dilucuti. "Kami juga dipukuli," ujarnya.
Esok harinya, Rabu 23 Januari 2013, Shaka bersama orang tunya melaporkan kejadian tersebut ke Propam Polresta Padang. "Shaka hanya diperiksa dan kami meminta untuk divisum," kata Muzirman Muchtar, ayah Shaka, di Mapolda Sumatera Barat.
Sementara itu, Kapolresta Padang Kombes Pol M. Seno Putro belum bersedia memberikan konfirmasi. "Bapak belum bisa memberikan keterangan, karena harus rapat pimpinan," ujar asistenya.
Shaka menceritakan, ketika pulang dari membayar SPP di kampusnya, Selasa 23 Januari 2013 sekitar pukul 14.00 WIB, ia bersama temannya Agung Tirtayasa mengenderai sepeda motor dengan nomor polisi BA 6814 WM.
Saat itu, ia melihat ada razia di depan Mapolsek Padang Timur. Sadar tidak pakai helm, Shaka berhenti sekitar 50 meter dari lokasi razia. "Tiba-tiba ada seseorang yang menghardik kami. Lalu dia menghampiri dan menarik kuat lengan saya. Mungkin dia mengira kami akan lari," ujarnya.
Pria berbadan gemuk dan memakai topi itu langsung memukul dengan siku kanannya. "Kuat sekali pukulan yang mengenai pipi kiri saya. Saya turun dari motor. Saat itu, pria itu mengaku polisi," ujarnya.
Dari depan Mapolsek Padang Timur, ada seeorang berlari menuju arahnya. "Tiba-tiba saja lelaki berbadan tegap itu menyarangkan tinjunya ke Agung. Oknum itu memukul Agung dengan gaya melompat," ujarnya. Mereka kemudian dibawa ke salah satu ruangan di Mapolsek Padang Timur. Di ruangan itu, Shaka mengaku diperlakukan tidak manusiawi. Ia diigeledah dan celananya dilucuti. "Kami juga dipukuli," ujarnya.
Esok harinya, Rabu 23 Januari 2013, Shaka bersama orang tunya melaporkan kejadian tersebut ke Propam Polresta Padang. "Shaka hanya diperiksa dan kami meminta untuk divisum," kata Muzirman Muchtar, ayah Shaka, di Mapolda Sumatera Barat.
Sementara itu, Kapolresta Padang Kombes Pol M. Seno Putro belum bersedia memberikan konfirmasi. "Bapak belum bisa memberikan keterangan, karena harus rapat pimpinan," ujar asistenya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar