TEMPO.CO, Jakarta--Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana mengatakan, sudah menyiapkan skenario terburuk buat Jakarta dalam menghadapi puncak musim hujan
akhir Januari sampai awal Februari ini. "Skenario terburuknya seperti
banjir Jakarta tahun 2007," ujar dia ketika dihubungi, Selasa 22 Januari
2013.
Skenario itu memperkirakan bakal ada 41.867 jiwa mengungsi
akibat banjir. Sehingga, akan ada kebutuhan dapur umum 41 unit, selimut
20 ribu lembar, tikar 30 ribu buah, beras 744 ton per minggu, perahu
karet 288 unit, tenda posko 32 buah, tenda pengungsi 160 buah, toilet
mobile 64 unit, MCK 1800 unit, air bersih 5.320 meter kubik, kebutuhan
keluarga 7.600 set, makanan bayi 2.000 paket.
Untuk menjalankan skenario tersebut, BNPB telah menyiapkan dana Rp 15,4 miliar yang
diambil dari dana on-call alias dana siaga bencana. Tidak hanya itu,
ada pula alokasi dari Kementerian Sosial Rp. 15,3 miliar. BNPB yang akan
mengkoordinasi pemenuhan kebutuhan logistik tersebut dari berbagai
kementerian, lembaga, TNI dan Polri.
Namun Sutopo mengakui masih ada kendala dalam persiapan logistik
skenario tersebut. "Ada sebagian yang belum terpenuhi." Ia menyebut
masih kekurangan toilet mobile, perahu karet, dan air bersih.
Apalagi mengingat tabiat warga yang dalam banjir sekarang saja masih tidak mau mengungsi.
"Jadi perlu perahu karet dan tenaga lebih untuk distribusi bantuan,"
kata dia. Masih terkait teknis pula, menurutnya, tidak semua warga yang
mengungsi mau menggunakan air minum dari tangki yang telah disediakan.
"Mereka mintanya air Aqua (kemasan)."
Sutopo mengatakan selalu
siap dalam pendampingan penanganan bencana di wilayah yang tertimpa.
Sutopo menyebut, pemprov DKI-lah ujung tombak pelaksanaan skenario ini.
"Berdasar instruksi presiden, karena ada otonomi daerah, fungsi BNPB
adalah mendampingi, memperkuat."
Penanganan bencana tidak bisa
hanya mengandalkan BNPB. "Personel Badan Penanggulangan Bencana Daerah
DKI saja hanya 32 orang," Sutopo berujar.
Sehingga, selebihnya, gerak antarlembaga di lokasi bencana diserahkan pada pemprov. "Pusat kendalinya ada di gubernur. Pak Jokowi harus memanfaatkan kewenangannya untuk koordinasi antara pemerintah SKPD, TNI, polisi, masyrakat seperti LSM."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar