TEMPO.CO, Jakarta– Banjir selama sepekan
menyisakan tumpukan sampah beraroma tak sedap di seluruh penjuru
Jakarta. Dinas Kebersihan DKI Jakarta, TNI, dan masyarakat membersihkan
dan mengangkut ribuan ton sampah untuk mengurangi penyebaran penyakit
akibat sampah.
Di Jakarta Timur, sebagai contoh, sampah menumpuk
di Jalan Otista, Gang Arus, dan Jalan Perintis Kemerdekaan. "Sampah
bekas di tempat pengungsian dan puing-puing rumah warga yang terkena
banjir ditumpuk di situ," kata Kepala Suku Dinas Kebersihan Jakarta
Timur, Apul Silalahi, kepada Tempo, Selasa 22 Januari 2013.
Sejak Ahad lalu, ujar Apul, Dinas Kebersihan sudah mengangkut 350 meter
kubik sampah. "Kemarin (Senin, 21 Januari) sudah dibersihkan
sampah-sampah di Jalan Otista. Tapi nanti akan ada lagi karena warga
masih bersih-bersih."
Sampah juga masih menumpuk di Jakarta
Barat. Bahkan di sana masih banyak sampah yang belum bisa diangkut
karena permukiman dan jalan raya masih terendam banjir setinggi 20
sentimeter, antara lain di Kelurahan Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat.
Kondisi ini menimbulkan berbagai jenis penyakit, seperti infeksi saluran
pernapasan atas, gatal-gatal, dan leptospirosis.
"Penyakit
leptospirosis yang harus diwaspadai," kata dokter Ayub di puskesmas
Kapuk 2. Pada masa banjir seperti ini, kata dia, leptospirosis
berpotensi muncul lantaran tikus-tikus muncul ke permukaan. "Air
kencingnya bercampur dengan genangan air. Biasanya penularan dari situ,"
ucap dia.
Penyakit infeksi saluran pernapasan atas dan
gatal-gatal juga menyerang sekitar 1.000 korban banjir di Bekasi. "Dua
penyakit itu paling banyak ditemui," kata Kepala Bidang Pengendalian
Masalah Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Tetty Manurung. Penyakit
tersebut tersebar di Kelurahan Margajaya dan Sepanjangjaya. Cek info terbaru soal banjir Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar